Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan memotong rantai kemiskinan. Setiap individu membutuhkan pendidikan, karena pendidikan merupakan modal awal menuju kesuksesan. Tanpa pendidikan, kita akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang.
Para narasumber Kick Andy kali ini merupakan sosok pelajar yang tidak mudah menyerah demi menggapai cita-cita mereka. Keterbatasan ekonomi yang mereka alami tidak membuat mereka berpangku tangan. Dengan kemauan dan kerja keras mereka dapat terus bersekolah dan bahkan bekerja untuk membiayai pendidikan mereka.
Salah satunya adalah Indah Riyanti. Demi meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi ia kemudian ikut membantu ibunya menjadi tukang ojek anak sekolah. Gadis berusai 21 tahun ini tidak mau membebani kedua orang tuanya dengan biaya pendidikannya. Oleh karena itu, sejak kelas 3 SMA ia sudah mulai mempersiapkan biaya kuliahnya dengan menjadi tukang ojek hingga sekarang.
Setiap harinya, Indah memulai aktivitasnya dari jam 7 pagi hingga siang hari mengikuti jam pulang anak sekolah. Setelah itu, ia harus segera bersiap-siap untuk kuliah. Saat ini Indah tercatat sebagai mahasiswi semester 6 jurusan bahasa Indonesia di Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjung Pinang, Riau. Indah berharap dengan terus menimba ilmu maka cita-citanya menjadi seorang guru dapat terwujud.
Selain itu juga ada Mutia Wahyuni, anak seorang petani miskin dari gampong Paloh Punti, Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Aceh. Setiap hari selain sekolah, ia menghabiskan waktunya untuk membantu kedua orang tuanya di sawah dan kebun tidak jauh dari rumahnya. Mutia memiliki semangat yang tinggi dalam menimba ilmu terutama dengan hal-hal yang berkiatan dengan sepeda motor. Ia tercatat sebagai siswi kelas 2 jurusan teknik sepeda motor, SMK Negeri 7, Lhoksumawe, Aceh.
Ilmu yang diperolehnya di sekolah kemudian memacunya untuk terus berinovasi. Ia pun kemudian mulai melakukan modifikasi sepeda motor jenis matik di sekolah. Bakat dan kreatifitasnya kemudian mendapat perhatian saat ia melakukan job training di sebuah showroom motor. Mutia pun kemudian mulai bekerja part time sebagai mekanik di tempat itu. Dari hasil keringatnya, Mutia bisa membantu meringankan beban keluarga dan biaya sekolah bagi dirinya dan adik-adiknya. Ia bertekad jika orang lain bisa maka ia pun pasti bisa. Untuk itu, Mutia akan terus belajar untuk mewjudkan impiannya menjadi pengusaha bengkel sepeda motor matik.
Di Jakarta, ada Heriyanto remaja berusia 19 tahun yang giat menuntut ilmu demi meraih cita-citanya dengan sekolah sambil bekerja. Baginya tak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu. Meskipun ia sempat putus sekolah karena himpitan ekonomi, Heriyanto dapat bangkit kembali melanjutkan sekolahnya dan bahkan menjadi Ketua OSIS di sekolahnya. Heriyanto saat ini duduk di bangku kelas 2, jurusan tata boga di SMK Keluarga Widuri, Jakarta.
Heri yang hidup terpisah dari kedua orang tuanya berusaha untuk mandiri. Sambil sekolah ia juga berjualan telor asin. Kepiawaiannya membuat telor asin ia dapatkan dari pelajaran kewirausahaan yang diperolehnya ketika masih SMP. Ditengah aktifitasnya yang padat, Heriyanto masih mencari tambahan dengan bekerja paruh waktu di dapur salah satu hotel ternama di Depok. Heriyanto yakin dengan bekal ilmu pengetahun yang diperolehnya serta kerja keras maka impiannya memiliki restoran suatu hari nanti pasti terwujud.